share

Strategi Investasi Nabi Muhammad: Relevansi untuk Dunia Modern

October 3, 2025

Oleh: Professional Review

Jakarta — Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW tidak hanya dikenang sebagai pembawa risalah, tetapi juga sebagai figur yang piawai dalam mengelola usaha dan investasi. Pendekatan beliau terhadap bisnis dan kekayaan menunjukkan kombinasi antara integritas, strategi, dan keberlanjutan sosial yang masih relevan hingga kini.

Salah satu prinsip utama yang diterapkan adalah modal kepercayaan. Kejujuran dan amanah membuat beliau dipercaya oleh para investor untuk mengelola modal. Konsep ini menegaskan bahwa reputasi dan integritas merupakan aset tak ternilai dalam dunia bisnis, bahkan lebih penting daripada modal finansial itu sendiri.

Dalam praktiknya, Nabi Muhammad menjalankan sistem bagi hasil atau mudharabah. Investor menyediakan modal, sementara beliau mengelola usaha, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan. Model ini menjadi cikal bakal sistem investasi syariah yang kini banyak diterapkan di sektor keuangan modern.

Diversifikasi juga menjadi strategi penting. Nabi Muhammad berinvestasi di sektor peternakan, dengan memelihara unta, kuda, keledai, sapi, dan domba. Selain itu, beliau juga menanamkan modal pada tanah dan properti, termasuk menyewa kebun kurma di Khaybar dengan sistem bagi hasil. Diversifikasi ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang manajemen risiko dan penciptaan passive income.

Namun, aspek yang membedakan strategi beliau dengan praktik bisnis konvensional adalah orientasi sosial. Nabi Muhammad tidak menimbun kekayaan, melainkan aktif bersedekah. Prinsip bahwa dalam harta terdapat hak orang lain menjadi fondasi etika bisnis Islam, yang menekankan keseimbangan antara keuntungan pribadi dan kebermanfaatan sosial.

Jika ditarik ke konteks modern, strategi Nabi Muhammad dapat dipandang sebagai kerangka investasi berkelanjutan. Integritas membangun kepercayaan, diversifikasi mengurangi risiko, dan orientasi sosial memastikan keberlanjutan jangka panjang. Prinsip-prinsip ini sejalan dengan tren global saat ini, di mana bisnis dituntut tidak hanya mengejar profit, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

Dengan demikian, strategi investasi Nabi Muhammad bukan sekadar catatan sejarah, melainkan panduan praktis yang dapat diadaptasi oleh investor dan pelaku bisnis masa kini. Keberhasilan sejati, sebagaimana ditunjukkan beliau, lahir dari keseimbangan antara kecerdasan finansial dan tanggung jawab sosial.