share

Proyeksi OJK: 5 Juta Pengguna ITSK di 2028, Literasi Digital Jadi Tantangan Utama

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis proyeksi yang menyoroti potensi pertumbuhan pesat dalam sektor inovasi teknologi keuangan (ITSK) dan aset kripto di Indonesia. Berdasarkan proyeksi tersebut, jumlah produk dan layanan ITSK diperkirakan akan meningkat drastis, dari hanya 5 produk di tahun 2024 menjadi 100 produk pada tahun 2028.

Selain pertumbuhan produk, OJK juga memperkirakan peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna layanan ITSK. Dari 277.887 pengguna yang tercatat pada awal 2024, jumlah ini diproyeksikan akan melonjak hingga mencapai 5 juta pengguna pada 2028. Pertumbuhan ini mencerminkan adopsi teknologi keuangan digital yang semakin luas di tengah masyarakat, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif pada inklusi keuangan di Indonesia.

Namun, seiring dengan proyeksi peningkatan jumlah pengguna, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat. Oscar Darmawan, CEO Indodax, menekankan bahwa edukasi digital merupakan elemen kunci dalam memastikan masyarakat dapat memahami dan memanfaatkan layanan ITSK dengan baik. “Tantangan terbesar adalah bagaimana memberikan edukasi yang efektif kepada masyarakat. Literasi digital yang kuat akan menjadi fondasi utama dalam mencapai proyeksi peningkatan pengguna ini,” kata Oscar.

Indodax, sebagai salah satu pemain utama di industri kripto,

berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam meningkatkan literasi digital melalui berbagai inisiatif. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah peluncuran Indodax Academy, sebuah platform edukasi yang menyediakan materi pembelajaran kripto secara gratis. Materi yang tersedia mencakup berbagai topik, mulai dari pemahaman dasar tentang kripto hingga strategi investasi yang lebih kompleks, yang dapat diakses melalui situs web, YouTube, dan media sosial resmi perusahaan.

Selain itu, Oscar Darmawan juga menyoroti pentingnya kerjasama antar pemangku kepentingan dalam mencapai proyeksi yang telah ditetapkan oleh OJK. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dinilai sangat krusial dalam mendorong adopsi teknologi keuangan digital secara lebih luas. “Dengan dukungan dan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak, kita akan mampu menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan sektor ITSK dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global,” tambahnya.

Di sisi lain, nilai transaksi di sektor ITSK juga diproyeksikan akan mengalami lonjakan tajam. Dari Rp301,75 triliun pada awal 2024, OJK memprediksi bahwa angka ini akan mencapai Rp1.000 triliun pada 2028. Peningkatan ini menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan yang dapat dihasilkan dari perkembangan teknologi keuangan di Indonesia, yang juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Proyeksi yang disampaikan oleh OJK memberikan gambaran optimis tentang masa depan sektor teknologi keuangan di Indonesia. Namun, untuk mencapai target ini, tantangan besar masih harus dihadapi, terutama dalam meningkatkan literasi digital dan memastikan bahwa layanan ITSK dapat diakses dan dimanfaatkan secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat. Jika berhasil, Indonesia tidak hanya akan menjadi pemimpin di bidang inovasi keuangan digital di Asia Tenggara, tetapi juga menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.