share

Pertemuan Prabowo dan Albanese: Arah Baru Diplomasi Strategis RI-Australia

May 15, 2025

Pertemuan Prabowo dan Albanese: Arah Baru Diplomasi Strategis RI-Australia

Jakarta – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menerima Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dalam pertemuan tingkat tinggi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis pagi (15/5). Kunjungan ini memperkuat jalur strategis hubungan bilateral di tengah dinamika geopolitik kawasan Indo-Pasifik.

Agenda pertemuan mencakup dialog empat mata antara kedua kepala pemerintahan, diikuti sesi bilateral dengan melibatkan delegasi masing-masing negara. Fokus diskusi diarahkan pada penguatan kerja sama ekonomi, pertahanan, dan stabilitas regional, seiring tantangan global yang semakin kompleks.

Dari perspektif strategis, kunjungan ini menjadi isyarat bahwa kedua negara menempatkan hubungan diplomatik bukan hanya pada tataran formalitas, tetapi sebagai instrumen penting dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri yang adaptif dan berorientasi jangka panjang.

PM Albanese tiba di Jakarta Rabu malam (14/5) dan akan menjalani kunjungan resmi selama tiga hari hingga 16 Mei 2025. Disambut oleh jajaran pejabat tinggi Indonesia, kehadirannya mencerminkan penguatan intensitas komunikasi lintas kementerian yang berdampak langsung terhadap sektor industri dan keamanan regional.

Isu Indo-Pasifik menjadi benang merah dalam percakapan kedua pemimpin. Dalam konferensi pers bersama, keduanya menekankan pentingnya menjaga arsitektur kawasan yang terbuka, stabil, dan berbasis hukum internasional. Langkah ini sekaligus menunjukkan posisi aktif Indonesia dan Australia dalam merespons dinamika global.

Di tengah tantangan rantai pasok global dan peningkatan risiko geosekuriti, kesepakatan bilateral seperti ini turut berperan dalam menciptakan kepastian investasi, peluang perdagangan baru, serta kebijakan protektif berbasis kolaborasi lintas negara.

Pertemuan Prabowo-Albanese hari ini bukan hanya seremonial diplomatik, melainkan penanda penting dalam pergeseran strategi hubungan luar negeri Indonesia yang semakin inklusif dan berorientasi pragmatis.