Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, memberikan pandangannya mengenai target inflasi jangka pendek yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tiga tahun ke depan, yakni 2025, 2026, dan 2027, atau masa kepemimpinan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Tauhid menilai bahwa rentang inflasi sebesar 1,5%-3,5% merupakan target yang cukup ideal.
Tauhid Ahmad mengungkapkan bahwa target ini mencerminkan upaya pemerintah untuk mencapai stabilitas makro ekonomi yang esensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan asumsi jangka menengah. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2027 dapat mencapai 5,6%-6,1%. Target ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 31/2024 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2025, Tahun 2026, dan Tahun 2027 yang diundangkan pada 3 Juni 2024.
“Menurut saya, target inflasi ini cukup ideal pada kisaran 2,5%. Artinya, pemerintah berusaha menurunkan inflasi namun tidak secara drastis,” ujarnya pada Kamis (6/6/2024). Tauhid menjelaskan bahwa inflasi yang terlalu rendah, di bawah 2%, bisa menandakan adanya masalah pada daya beli masyarakat. Sebaliknya, inflasi yang melebihi 3,5% bisa menjadi indikasi bahwa masyarakat merasa terbebani oleh kenaikan harga, yang berpotensi menurunkan nilai riil pendapatan mereka.
Lebih lanjut, Tauhid menuturkan bahwa penetapan sasaran inflasi jangka pendek ini adalah langkah strategis pemerintah untuk merumuskan kerangka fiskal yang ideal dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penetapan target inflasi akan mempengaruhi kebijakan belanja pemerintah, yang diperkirakan akan mencapai 14,59% hingga 15,18% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun berikutnya.
Tauhid juga menjelaskan tentang pentingnya tes stres atau stress test pada APBN. Dalam stress test ini, setiap kenaikan inflasi akan diukur untuk melihat dampaknya terhadap kenaikan pendapatan negara. “Kalau inflasi naik, kemungkinan pendapatan juga naik, belanja pun turut naik. Biasanya, defisit juga akan naik seiring dengan peningkatan belanja,” jelasnya.
Meskipun begitu, target inflasi untuk tahun depan masih belum final karena pemerintah bersama DPR masih mengadakan rapat intensif untuk menetapkan asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2025. Hasil akhir APBN 2025 baru akan ditetapkan pada Oktober mendatang.
Pada rapat kerja antara pemerintah dan Komisi XI DPR yang berlangsung hari ini, disepakati bahwa target inflasi berada di rentang 1,5%-2,5%, yang konsisten dengan sasaran inflasi tiga tahunan. Keputusan ini diharapkan dapat memberikan dasar yang kuat untuk kebijakan fiskal yang akan datang, serta memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat terus terjaga dan meningkat.