Jakarta — Presiden Indonesia Prabowo Subianto meresmikan pabrik petrokimia senilai $4 miliar milik Lotte Chemical di Cilegon, Banten. Fasilitas ini menjadi naphtha cracker pertama yang dibangun di Indonesia dalam 30 tahun terakhir, dengan kapasitas produksi 1 juta ton etilena per tahun.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pabrik ini mulai beroperasi komersial pada Oktober 2025 dan diharapkan mampu mengurangi impor etilena lebih dari 90%, sekaligus memperkuat rantai pasok industri kimia nasional.
Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung investasi asing yang membawa manfaat timbal balik. “Pemerintah akan terus mendorong investasi yang memperkuat kapasitas industri nasional,” ujarnya.
Ketua Lotte Group, Shin Dong‑bin, menambahkan bahwa perusahaan akan terus memperluas investasi ke produk petrokimia bernilai tambah tinggi. Langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang Indonesia untuk meningkatkan daya saing industri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.
Analisis Profesional
- Signifikansi industri: Pabrik ini menandai tonggak penting dalam revitalisasi sektor petrokimia Indonesia, yang selama tiga dekade bergantung pada fasilitas lama.
- Efek ekonomi: Dengan substitusi impor, Indonesia berpotensi menghemat devisa miliaran dolar per tahun.
- Prospek ekspansi: Fokus pada produk bernilai tambah membuka peluang integrasi dengan sektor hilir, termasuk plastik, tekstil, dan otomotif.
- Risiko & tantangan: Fluktuasi harga naphtha global dan kebutuhan infrastruktur pendukung menjadi faktor penentu keberlanjutan investasi.
