Jakarta – Dalam beberapa hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi pusat perhatian, setelah mengalami tekanan yang cukup signifikan di tengah dinamika pasar global dan faktor domestik yang turut mempengaruhi sentimen investor. Pada perdagangan Senin (24/3/2025), IHSG sempat anjlok hingga menyentuh level 5.967,19, mencatat penurunan lebih dari 4,6% sebelum akhirnya mengalami pemulihan dan ditutup pada 6.161,22, atau melemah 97 poin dari posisi sebelumnya. Fluktuasi yang tajam ini sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terkait kemungkinan terulangnya trading halt, meskipun dalam hitungan menit tekanan jual mulai mereda.
Menghadapi kondisi yang kurang kondusif ini, Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengambil langkah cepat dengan mengumpulkan para investor pasar modal lokal guna melakukan diskusi dan merumuskan langkah strategis untuk menjaga stabilitas serta memperkuat kepercayaan di pasar keuangan Indonesia. Dalam pertemuan ini, Luhut didampingi oleh Mari Elka Pangestu, anggota DEN yang juga merupakan mantan Menteri Perdagangan.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Luhut menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dalam menangani ketidakpastian ekonomi dan gejolak pasar modal. Ia menyatakan bahwa mendengarkan langsung aspirasi serta kekhawatiran para investor merupakan langkah penting untuk memahami tantangan yang mereka hadapi di lapangan, sekaligus menangkap sinyal serta harapan yang berkembang dalam sektor keuangan nasional.
Luhut mengakui bahwa kondisi global saat ini sangat tidak mudah, dengan volatilitas pasar, ketidakpastian geopolitik, serta fluktuasi harga komoditas yang terus memengaruhi pergerakan modal dan sentimen investor. Ia memahami bahwa banyak investor saat ini memilih untuk bersikap wait and see, menunggu situasi yang lebih stabil sebelum mengambil langkah investasi lebih lanjut. Dalam keterangannya, ia menggarisbawahi bahwa meskipun tantangan ini besar, Indonesia tetap memiliki fundamental ekonomi yang kuat serta potensi pertumbuhan yang solid di berbagai sektor.
Selain membahas kondisi pasar saat ini, Luhut juga menyoroti daya saing Indonesia sebagai emerging market, yang menurutnya mengalami berbagai tantangan dalam satu dekade terakhir. Hal ini, menurutnya, harus menjadi momentum bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memperbaiki ekosistem investasi secara menyeluruh. Upaya peningkatan daya saing dan perbaikan iklim investasi menjadi kunci dalam memastikan Indonesia tetap kompetitif di tengah dinamika pasar global yang semakin kompleks.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong deregulasi serta penyederhanaan aturan guna menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif. Ia menjelaskan bahwa regulasi yang terlalu kompleks sering kali menjadi hambatan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk melakukan reformasi kebijakan guna meningkatkan transparansi, efektivitas, dan efisiensi dalam ekosistem bisnis di Indonesia.
Lebih lanjut, Luhut menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur antara pemerintah dan pelaku pasar. Ia menyadari bahwa kebijakan yang baik tidak cukup hanya sebatas di atas kertas, tetapi juga harus diiringi dengan keterbukaan untuk menerima masukan serta aspirasi dari para investor dan pelaku usaha. Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dapat lebih selaras dengan kondisi serta kebutuhan pasar.
Sebagai bagian dari tindak lanjut pertemuan ini, Luhut berkomitmen untuk menyampaikan seluruh masukan dari investor kepada Presiden Joko Widodo, guna memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diambil benar-benar mencerminkan kondisi riil di lapangan. Ia menegaskan bahwa membangun ekonomi yang kuat bukanlah tugas satu pihak saja, melainkan merupakan hasil kerja sama dan kolaborasi dari seluruh elemen bangsa. Oleh karena itu, pemerintah akan terus berupaya untuk memperkuat koordinasi dengan para pemangku kepentingan demi menjaga stabilitas pasar modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.