JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan kontribusi setoran dividen terbesar ke kas negara selama sepuluh tahun terakhir, mencapai total Rp 90,79 triliun. Angka ini menjadikan BRI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kontribusi dividen tertinggi sepanjang periode tersebut. Direktur Utama BRI, Sunarso, menegaskan bahwa pembagian dividen ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menciptakan nilai ekonomi yang signifikan bagi para pemegang saham, khususnya negara sebagai pemegang saham mayoritas.
“Kontribusi ini adalah bukti nyata bahwa BUMN, selain memiliki peran sebagai agen pembangunan, juga mampu menciptakan nilai yang berkelanjutan, baik dari sisi ekonomi maupun sosial,” ungkap Sunarso dalam pernyataannya pada Rabu (18/9/2024). Menurutnya, dengan dukungan strategi dan inisiatif perusahaan yang solid, serta pengelolaan modal yang mumpuni, BRI terus berkomitmen untuk memberikan return optimal bagi seluruh pemegang sahamnya.
Sunarso juga menambahkan, laba perusahaan yang disalurkan dalam bentuk pajak dan dividen pada akhirnya akan kembali kepada negara dan dimanfaatkan untuk berbagai program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. “Melalui pembayaran pajak dan dividen, kami berkontribusi untuk kesejahteraan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” jelasnya.
BRI juga mencatatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang sangat sehat sebesar 25,13 persen pada akhir triwulan II 2024. Selain itu, BRI memperoleh tambahan modal sebesar Rp 41 triliun melalui right issue yang mendukung pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian. Dengan kekuatan permodalan yang sangat baik ini, Sunarso memastikan bahwa perusahaan tidak memerlukan penahanan laba untuk menopang kinerja, sehingga laba yang dihasilkan dapat dibagikan dalam bentuk dividen.
“Dengan kondisi modal yang sangat kuat, saya yakin hingga lima tahun ke depan BRI akan tetap mampu membagikan dividen berapa pun laba yang diperoleh tanpa perlu menahan laba untuk memperkuat permodalan,” tegasnya.
Setoran dividen BRI ke kas negara dari 2014 hingga 2023 beragam, mulai dari Rp 3,6 triliun hingga Rp 23,23 triliun setiap tahunnya. Data berikut merinci besaran setoran dividen BRI selama satu dekade terakhir:
- 2014: Rp 3,60 triliun
- 2015: Rp 4,13 triliun
- 2016: Rp 4,36 triliun
- 2017: Rp 6,00 triliun
- 2018: Rp 7,47 triliun
- 2019: Rp 9,52 triliun
- 2020: Rp 11,77 triliun
- 2021: Rp 6,92 triliun
- 2022: Rp 14,04 triliun
- 2023: Rp 23,23 triliun.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa target dividen untuk BUMN pada tahun 2025 diproyeksikan sebesar Rp 90 triliun, meningkat dari Rp 85 triliun pada tahun 2024. Menurut Erick, pencapaian target ini tidak hanya bergantung pada peningkatan laba BUMN, tetapi juga pada efisiensi operasional serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). “Kami harus melakukan efisiensi dan memperkuat tata kelola perusahaan agar target ini tercapai. Banyak pihak mungkin tidak menyukai langkah ini, tetapi efisiensi merupakan kunci penting untuk meningkatkan kinerja,” ungkap Erick.