JAKARTA – Pertemuan antara Nick Amman, Vice President of Global Policy Apple Inc, bersama timnya dengan para pejabat tinggi Indonesia mengungkap babak baru dalam negosiasi investasi teknologi di tanah air. Pemerintah Indonesia, yang selama ini menekan Apple untuk memenuhi komitmen investasi senilai Rp 1,7 triliun hingga tahun 2023, merasa kecewa karena target tersebut belum tercapai. Lebih jauh lagi, kegagalan Apple memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi alasan utama pelarangan penjualan iPhone 16 di pasar Indonesia, yang merupakan salah satu pasar berkembang terbesar dunia.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa pemerintah telah menerima proposal resmi dari Apple pada 6 Januari 2025. Dokumen yang disampaikan tersebut menjadi dasar pembahasan antara tim teknis Kemenperin dengan perwakilan Apple. Agus menjelaskan bahwa pemerintah tidak memberikan tenggat waktu pasti untuk menyelesaikan negosiasi, tetapi memastikan bahwa fokus utamanya adalah tercapainya substansi kesepakatan yang berdampak nyata bagi perekonomian Indonesia. Menurutnya, masyarakat mendukung penuh upaya pemerintah untuk mendorong Apple agar mengambil langkah konkret dalam menciptakan lapangan kerja melalui pembangunan pabrik di dalam negeri.
Namun, meskipun diskusi berlangsung selama tiga jam, hasil pertemuan belum menghasilkan kesepakatan definitif. Nick Amman hanya memberikan pernyataan singkat yang menggambarkan pertemuan tersebut sebagai “diskusi yang bagus” sebelum meninggalkan lokasi. Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin, Setia Diarta, kemudian menambahkan bahwa pemerintah meminta Apple untuk mengajukan proposal baru yang lebih komprehensif. Proposal awal, menurut Setia, hanya berfokus pada pemenuhan TKDN tanpa memasukkan rencana konkret untuk pembangunan pabrik di Indonesia. Sebagai bagian dari negosiasi, pemerintah menawarkan opsi penyesuaian target TKDN, yang akan meningkat dari 35 persen menjadi 40 persen dalam waktu dekat.
Pada kesempatan lain, Nick Amman dan timnya bertemu dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani di Kementerian Investasi. Pertemuan ini membawa hasil yang lebih signifikan, dengan tercapainya kesepakatan investasi senilai 1 miliar dollar AS atau setara Rp 15,95 triliun. Komitmen ini difokuskan pada pembangunan pabrik airtag di Batam, yang akan menjadi salah satu fasilitas manufaktur utama Apple di kawasan Asia Tenggara. Rosan menyatakan optimismenya terhadap rencana ini, menyebut proyek tersebut sebagai langkah konkret menuju peningkatan kapasitas industri teknologi di Indonesia. Pabrik yang dijadwalkan mulai beroperasi pada awal 2026 ini diproyeksikan akan memenuhi 65 persen kebutuhan airtag global dan menciptakan 2.000 lapangan kerja baru bagi tenaga kerja lokal.
Proyek ini, selain menjadi simbol penting dari kemitraan strategis antara Apple dan Indonesia, juga menggarisbawahi posisi Indonesia sebagai salah satu destinasi utama investasi teknologi di kawasan. Meskipun demikian, keberhasilan jangka panjang dari kerja sama ini tetap bergantung pada konsistensi Apple dalam memenuhi komitmen dan mendorong pengembangan infrastruktur manufaktur lokal.