Canberra – Anthony Albanese resmi dilantik sebagai Perdana Menteri Australia untuk masa jabatan kedua pada Selasa (13/5). Proses pelantikan berlangsung di Government House Canberra dan sekaligus memperkenalkan jajaran kabinet baru yang tetap mempertahankan elemen-elemen strategis.
Tidak ada perubahan signifikan pada posisi inti seperti menteri keuangan, luar negeri, dan pertahanan. Namun, adanya penambahan nama-nama baru di jajaran seperti Michelle Rowland, Murray Watt, dan Tanya Plibersek menandakan adanya penyempurnaan arah kebijakan pemerintahan.
Langkah Partai Buruh yang mempertahankan kestabilan ini dinilai sebagai strategi responsif terhadap tekanan eksternal. Ketidakpastian global, terutama akibat kebijakan proteksionis dari Amerika Serikat, menjadi tantangan utama yang harus dihadapi Australia dalam beberapa tahun ke depan.
Bran Black dari Dewan Bisnis Australia menegaskan bahwa sektor industri mendambakan kepastian hukum, terutama dalam reformasi undang-undang lingkungan. Ia juga menggarisbawahi pentingnya ekspansi dagang sebagai upaya pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan Partai Buruh yang berhasil mengamankan setidaknya 92 dari 150 kursi DPR, konsolidasi internal menjadi modal kuat untuk mengimplementasikan kebijakan jangka panjang, termasuk hubungan dagang lintas kawasan dan reformasi regulasi.
Langkah awal Albanese pasca pelantikan—mengunjungi Indonesia dan menghadiri acara keagamaan internasional di Roma—mengindikasikan prioritas pada hubungan bilateral dan positioning Australia dalam geopolitik global.