share

Analisis: Peringkat Daya Saing Indonesia Merosot, Apa Penyebabnya?

July 9, 2025

Oleh: Professional Review

Jakarta – Pada laporan terbaru World Competitiveness Ranking (WCR), posisi Indonesia mengalami penurunan signifikan. Perubahan ini menimbulkan fokus pada kondisi fundamental ekonomi—mulai dari produktivitas hingga biaya operasional—yang kini menunjukkan tanda-tanda melemah.

Penurunan peringkat menyoroti berbagai faktor struktural: pertumbuhan investasi asing yang melambat, infrastruktur yang belum optimal, serta kerangka regulasi yang masih belum cukup mendukung iklim bisnis. Bila dibiarkan, kondisi ini berpotensi menurunkan ketertarikan modal global pada jangka panjang.

Fundamental yang Melemah
Analisis mendalam mengidentifikasi beberapa area utama penyebab penurunan Indonesia:

  • Produktivitas Tenaga Kerja: Peningkatan masih lambat, terutama di sektor manufaktur dan layanan.
  • Biaya Logistik dan Infrastruktur: Investasi tebing, pelabuhan, dan konektivitas transportasi masih jauh tertinggal dibanding negara ASEAN lainnya.
  • Regulasi dan Perizinan: Prosedur birokrasi yang kompleks dan inkonsistensi regulasi menciptakan risiko bagi investor, terutama di segmen usaha menengah dan kecil.

Dampak Terhadap Iklim Bisnis
Saat fundamental melemah, investor semakin berhati-hati. Penurunan minat investasi asing ini tercermin dari data aliran dana masuk sektor non-energi yang stagnan. Hal ini membawa konsekuensi jangka panjang:

  • Tertahannya adopsi teknologi dan inovasi.
  • Minimnya ekspansi perusahaan skala nasional ke pasar global.
  • Terhambatnya penciptaan lapangan kerja berkualitas.

Rekomendasi Strategis
Memperbaiki peringkat daya saing Indonesia memerlukan intervensi multi-dimensi:

  1. Reformasi Regulator: Simplifikasi regulasi dan perizinan lewat otomatisasi dan sistem tunggak berbasis digital.
  2. Akselerasi Infrastruktur: Percepatan proyek strategis nasional (PSN) untuk mengurangi biaya logistik dan memperkuat konektivitas.
  3. Peningkatan Kualitas SDM: Program pelatihan vokasi dan kemitraan dengan industri untuk mempercepat adopsi teknologi industri 4.0.
  4. Insentif Investasi Berkelanjutan: Skema fiskal yang mendorong investasi hijau dan inovatif, termasuk energi terbarukan dan manufaktur bernilai tambah.

Kesimpulan
Penurunan peringkat daya saing Indonesia bukan hanya catatan angka—melainkan alarm bagi para pemangku kebijakan dan pelaku usaha. Memperkuat fondasi ekonomi lewat reformasi, infrastruktur, dan pengembangan SDM akan menjadi kunci dalam menjaga momentum pertumbuhan.

Dengan langkah konkret dan fokus pada fundamental, Indonesia memiliki potensi memperbaiki posisinya dalam WCR dan menarik kembali kepercayaan investor global. Reformasi bukan sekadar headline, tetapi fondasi keberlanjutan ekonomi jangka panjang.