Ketika banyak pelaku industri teknologi masih fokus pada kekuatan algoritma dan daya komputasi, Alexandr Wang memilih pendekatan berbeda: menjadikan data sebagai inti. Hasilnya, pria kelahiran 1997 ini berhasil membangun Scale AI—startup data labeling yang menjadi tulang punggung berbagai sistem kecerdasan buatan dunia—dan mengantarkannya pada kekayaan pribadi senilai US$3,6 miliar (sekitar Rp59 triliun).
Wang bukan nama sembarangan dalam lanskap AI global. Setelah sempat bekerja di Quora dan menjalani kuliah singkat di MIT, ia mendirikan Scale AI bersama Lucy Guo di usia 19 tahun, lewat akselerator Y Combinator. Ia mengidentifikasi satu celah penting dalam pengembangan AI: bukan kurangnya algoritma, tapi kurangnya data berkualitas.
Visi inilah yang menjadi landasan model bisnis Scale AI—menyediakan layanan anotasi dan validasi data berstandar tinggi untuk mendukung sistem machine learning. Layanannya kini digunakan berbagai sektor, mulai dari kendaraan otonom, logistik, hingga pertahanan.
Skalabilitas produk Scale AI langsung menarik pasar. Klien seperti General Motors, OpenAI, hingga pemerintah AS masuk ke dalam daftar pengguna layanan mereka. Perusahaan ini bahkan dipercaya untuk menganalisis citra satelit dalam konflik Ukraina, memperlihatkan bagaimana teknologi data buatan Scale AI mampu melampaui sektor komersial.
Kunci keberhasilan Wang bukan hanya pada teknologinya, tapi juga pada kejelian bisnis. Ia memosisikan Scale AI sebagai infrastruktur data—fondasi penting dalam ekosistem AI modern. Pendekatan ini tidak hanya relevan, tapi juga sulit ditiru, karena menuntut investasi besar dalam sumber daya manusia, sistem validasi, dan proses operasional berbasis kecepatan serta akurasi.
Dengan hanya memiliki 15% saham di perusahaan, valuasi Scale AI yang sempat menyentuh US$7,3 miliar menjadikan Wang miliarder saat usianya baru menginjak 24 tahun. Investasi awal US$100 juta dari Founders Fund milik Peter Thiel juga menandakan bahwa pendekatan Wang mendapat pengakuan dari investor kawakan Silicon Valley.
Dibalik pencapaiannya, Wang merupakan pribadi multidisipliner. Latar belakangnya di bidang matematika dan fisika dipadu dengan kecintaan pada filsafat dan musik, menciptakan perspektif unik dalam memandang teknologi—bukan sekadar alat, melainkan sistem yang dibentuk oleh intuisi dan logika.
Kisah Wang dan Scale AI adalah refleksi dari bagaimana pendekatan berbasis data dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan industri mampu menciptakan nilai ekonomi raksasa. Bukan hanya inovatif dari sisi teknologi, tetapi juga presisi dalam strategi bisnis.