Jakarta — Gugatan Walter Wang terhadap kerabatnya di Taiwan atas pengelolaan trust keluarga Y.C. Wang membuka diskusi serius tentang tata kelola aset miliaran dolar. Kasus ini menyoroti kompleksitas hukum lintas yurisdiksi dan implikasi terhadap reputasi bisnis keluarga besar Formosa Plastics.
Dari sisi hukum, gugatan ini menekankan kelemahan struktur trust yang tidak memiliki wasiat jelas. Y.C. Wang meninggal pada 2008 dengan kekayaan US$6,8 miliar tanpa dokumen warisan resmi, sehingga pengelolaan aset jatuh ke tangan kerabat yang ditunjuk sementara. Hal ini menimbulkan sengketa berkepanjangan di AS, Bermuda, Hong Kong, dan Taiwan.
Secara bisnis, stagnasi trust berdampak pada filantropi keluarga. New Mighty Foundation, yang sebelumnya aktif mendanai pendidikan dan riset, kini hampir tidak menerima aliran dana. Sebaliknya, biaya hukum meningkat signifikan. Kondisi ini menurunkan kredibilitas keluarga Wang sebagai aktor filantropi global.
Analisis profesional juga menyoroti dimensi reputasi. Walter Wang, CEO J.M. Eagle, menekankan bahwa tujuan gugatan bukan memperkaya diri, melainkan mengembalikan trust pada visi filantropi ayahnya. Pernyataan ini penting untuk menjaga citra publik, terutama di tengah sorotan media internasional.
Dari perspektif tata kelola, kasus ini menunjukkan perlunya reformasi trust lintas negara. Pengadilan Bermuda pada 2022 menegaskan bahwa pengelolaan oleh kerabat hanya bersifat sementara, membuka ruang bagi restrukturisasi. Hal ini menjadi preseden penting bagi keluarga bisnis lain dengan aset global.
Kesimpulannya, gugatan Walter Wang bukan sekadar konflik internal keluarga, melainkan studi kasus tentang tata kelola aset, reputasi bisnis, dan keberlanjutan filantropi. Bagi kalangan profesional, kasus ini menegaskan bahwa trust bernilai miliaran dolar harus dikelola dengan transparansi, akuntabilitas, dan visi jangka panjang.
