share

Emas vs Perak: Mana Investasi Terbaik di 2025?

November 21, 2025

Oleh: Professional Review

Jakarta — Menjelang 2026, investor kembali dihadapkan pada pilihan klasik: emas atau perak sebagai aset lindung nilai. Kedua logam mulia ini memiliki karakteristik berbeda, sehingga strategi investasi perlu disesuaikan dengan profil risiko masing‑masing.

Emas dikenal sebagai safe haven sepanjang sejarah. Stabilitasnya membuat emas tetap diminati saat terjadi krisis geopolitik maupun inflasi. Sepanjang 2025, harga emas naik hampir 30 persen, menunjukkan daya tariknya sebagai aset defensif. Namun, pertumbuhan emas cenderung lebih terbatas dibanding perak, sehingga lebih cocok bagi investor yang mengutamakan keamanan jangka panjang.

Sebaliknya, perak memiliki dualitas fungsi: selain sebagai logam mulia, ia juga menjadi bahan industri penting. Permintaan perak meningkat pesat dari sektor teknologi hijau, seperti panel surya, kendaraan listrik, dan komponen elektronik. Faktor ini memberi perak potensi pertumbuhan lebih tinggi, meski volatilitasnya juga lebih tajam dibanding emas.

Dari sisi aksesibilitas, perak jauh lebih terjangkau. Investor pemula dapat mulai dengan membeli koin atau batangan kecil tanpa harus menyiapkan dana besar seperti untuk emas. Hal ini menjadikan perak sebagai pintu masuk yang menarik bagi diversifikasi portofolio.

Namun, risiko perak tidak bisa diabaikan. Volatilitas harga membuat perak lebih rentan terhadap siklus industri. Strategi pembelian bertahap sering dianjurkan untuk mengurangi dampak fluktuasi harian. Sementara itu, emas tetap unggul sebagai aset yang relatif bebas dari siklus industri, sehingga lebih stabil dalam jangka panjang.

Para analis menekankan pentingnya diversifikasi. Kombinasi emas dan perak dapat memberikan keseimbangan antara stabilitas dan potensi pertumbuhan. Alokasi umum yang disarankan adalah 5–10 persen dari total aset dalam bentuk logam mulia, dengan proporsi emas lebih besar untuk stabilitas dan perak sebagai pelengkap pertumbuhan.