share

Riset Google: 90% Pekerja Teknologi Kini Andalkan AI dalam Pekerjaan Harian

October 21, 2025

Oleh: Professional Review

Jakarta – Riset terbaru dari Google menunjukkan bahwa 90 persen pekerja di industri teknologi di seluruh dunia kini mengandalkan kecerdasan buatan (AI) dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Studi yang dilakukan oleh divisi riset DORA ini melibatkan 5.000 profesional teknologi dari berbagai negara, menegaskan betapa dalamnya AI telah terintegrasi dalam alur kerja industri teknologi global.

Temuan utama riset ini adalah penggunaan AI yang paling dominan untuk menulis dan memodifikasi kode, menjadikannya alat penting bagi para insinyur perangkat lunak dan developer. Pergeseran ini menandai perubahan besar dalam cara profesional menyelesaikan masalah, dengan AI yang kini berperan sebagai kolaborator, bukan sekadar alat bantu.

Dibandingkan tahun lalu, tingkat adopsi AI melonjak 14 persen, menegaskan kecepatan transformasi industri. Namun, lonjakan ini juga muncul di tengah perdebatan soal dampak AI terhadap lapangan kerja, terutama ketika sektor teknologi menghadapi gelombang pemutusan hubungan kerja.

Sejumlah pengamat menilai, meski AI meningkatkan produktivitas, ada kekhawatiran terkait penggantian tenaga kerja, etika penggunaan, dan ketergantungan berlebihan pada sistem otomatis. Pertanyaan besar pun muncul: apakah AI akan membebaskan pekerja untuk fokus pada tugas bernilai tinggi, atau justru menggantikan peran yang selama ini dianggap aman?

Bagi para profesional, pesan riset ini jelas: literasi AI kini menjadi kompetensi inti. Penguasaan alat berbasis AI sudah setara pentingnya dengan keterampilan coding atau analisis data. Perusahaan yang gagal mengintegrasikan AI dalam alur kerja berisiko tertinggal dalam produktivitas maupun inovasi.

Ke depan, riset ini memprediksi AI akan meluas penggunaannya, tidak hanya di coding, tetapi juga dalam manajemen proyek, desain, hingga pengambilan keputusan strategis. Bagi dunia kerja global, ini menandai titik balik: AI bukan lagi masa depan pekerjaan, melainkan realitas masa kini yang membentuk karier dan industri.