share

Ballon d’Or 2025: Ousmane Dembélé dan Aitana Bonmatí Dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia

October 15, 2025

Oleh: Professional Review

Paris — Ajang Ballon d’Or 2025 kembali digelar di Théâtre du Châtelet, Paris, pada 22 September 2025. Acara ini menjadi sorotan dunia sepak bola karena menobatkan pemain-pemain terbaik yang dianggap paling berpengaruh sepanjang musim. Ribuan penggemar dan tokoh sepak bola hadir menyaksikan momen bersejarah ini.

Pemain Paris Saint-Germain, Ousmane Dembélé, resmi dinobatkan sebagai pemenang Ballon d’Or 2025. Ia mengungguli pesaing utamanya, Lamine Yamal (Barcelona) dan Vitinha (PSG). Dengan kemenangan ini, Dembélé menjadi pemain Prancis keenam yang meraih penghargaan bergengsi tersebut, mengikuti jejak legenda seperti Raymond Kopa, Michel Platini, Jean-Pierre Papin, Zinedine Zidane, dan Karim Benzema.

Di kategori putri, gelar Ballon d’Or Féminin 2025 jatuh kepada Aitana Bonmatí dari Barcelona. Ini merupakan penghargaan keduanya setelah sebelumnya juga meraih gelar yang sama pada 2023. Bonmatí dianggap sebagai motor permainan timnya dan simbol konsistensi sepak bola wanita modern.

Selain penghargaan utama, Ballon d’Or 2025 juga memberikan apresiasi di kategori lain. Yamine Lamal dinobatkan sebagai Kopa Trophy (pemain muda terbaik), sementara Emiliano Martínez kembali meraih Yashin Trophy sebagai kiper terbaik. Untuk kategori pelatih, penghargaan diberikan kepada Pep Guardiola, yang sukses membawa Manchester City mempertahankan dominasinya di Eropa.

Seremoni tahun ini juga menandai pergeseran generasi. Jika sebelumnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo mendominasi selama lebih dari satu dekade, kini wajah-wajah baru seperti Dembélé, Yamal, dan Bonmatí mulai mengambil alih panggung utama. Hal ini menunjukkan dinamika sepak bola yang terus berkembang dan melahirkan bintang-bintang baru.

Dengan kemenangan ini, Dembélé dan Bonmatí tidak hanya menorehkan sejarah pribadi, tetapi juga memperkuat posisi Prancis dan Spanyol sebagai pusat talenta sepak bola dunia. Ballon d’Or 2025 menjadi bukti bahwa sepak bola modern semakin kompetitif, inklusif, dan terbuka bagi generasi baru untuk bersinar.