Jakarta – Tahun 2025 kembali menghadirkan ajang penghargaan bergengsi CIO 100 Awards, yang menyoroti peran vital para pemimpin TI dalam menghadirkan nilai bisnis melalui teknologi. Proyek-proyek pemenang kali ini bukan sekadar implementasi sistem, melainkan transformasi nyata yang menjawab kebutuhan organisasi, meningkatkan efisiensi, serta membuka peluang baru di tengah persaingan global.
Kecenderungan utama yang terlihat adalah keberanian CIO dalam mengadopsi teknologi terkini—kecerdasan buatan, blockchain, data, hingga analitik—untuk memperbaiki proses internal sekaligus memperkuat pengalaman pelanggan. Dengan pendekatan ini, perusahaan mampu bergerak lebih cepat, lebih personal, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Adobe, misalnya, tampil dengan Adobe Praxis yang dipimpin oleh Cynthia Stoddard, SVP & CIO. Proyek ini menunjukkan bagaimana pendekatan teknologi dapat mendukung layanan global secara lebih adaptif. Di sisi lain, Aflac melalui Customer 360 yang digawangi Tim Callahan menekankan pentingnya konsolidasi data pelanggan untuk memberikan layanan yang lebih responsif dan terintegrasi.
Albertsons menghadirkan Sincerely Health yang memadukan belanja sehat dengan wawasan nutrisi, dipimpin oleh Anuj Dhanda, EVP sekaligus Chief Technology and Transformation Officer. Pendekatan ini mencerminkan tren bahwa sektor ritel tidak lagi hanya menjual produk, tetapi juga menjadi mitra kesehatan bagi pelanggan.
Tak ketinggalan, BCG dengan Deckster yang dikembangkan Merim Becirovic, serta Casey’s General Stores dengan inisiatif virtualisasi toko oleh Sanjeev Satturu, menunjukkan bagaimana konsultan global maupun ritel regional sama-sama menaruh perhatian pada efisiensi dan skalabilitas.
Aspek keberlanjutan juga mendapat sorotan. Edifecs dengan Tech for Tomorrow di bawah kepemimpinan Ravi Soin membuktikan bahwa strategi TI berkelanjutan kini menjadi tuntutan bisnis, bukan sekadar tren. Sementara itu, Chemonics International melalui Global Safety and Security Portal menekankan pentingnya keamanan di dunia yang semakin kompleks.
PepsiCo melangkah ke arah transformasi penjualan dengan SalesLead+ yang dipimpin Shyam Venkat, sedangkan Ulta Beauty menghadirkan Project SOAR bersama Mike Maresca untuk memperkuat dan mempercepat strategi digitalisasi mereka. Di industri telekomunikasi, Verizon turut hadir dengan inovasi Just-in-Time High Bay, kembali dipimpin oleh Maresca, menunjukkan konsistensinya dalam mendorong percepatan teknologi.
Kesepuluh proyek ini hanyalah representasi dari seratus inovasi yang diakui dalam CIO 100 Awards 2025. Namun, benang merah yang dapat ditarik jelas: teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan fondasi strategis yang menentukan daya saing. CIO dan tim mereka kini tidak hanya mengelola infrastruktur, tetapi juga menjadi motor penggerak inovasi dan pertumbuhan bisnis.
Ajang penghargaan ini memperlihatkan satu hal penting: di era digital saat ini, keberhasilan organisasi sangat bergantung pada kepemimpinan TI yang berani, visioner, dan mampu menerjemahkan teknologi menjadi nilai bisnis nyata. CIO 100 Awards 2025 menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital adalah tentang keberanian mengambil langkah besar—dan menjadikannya hasil yang dapat dirasakan seluruh pemangku kepentingan.
