Jakarta– Transformasi besar kembali terjadi di industri agribisnis nasional. Mohammad Abdul Ghani, tokoh yang dikenal luas di sektor perkebunan kelapa sawit, resmi menjabat sebagai Director Plantation and Agriculture di Danantara (PT Daya Anagata Nusantara) per 30 Juni 2025. Penunjukan ini menjadi langkah strategis Danantara dalam memperkuat lini agribisnisnya.
Ghani bukan sosok baru. Ia adalah peraih penghargaan Best CEO in Palm Oil Industry 2024 dalam ajang 3rd Sawit Indonesia Award. Kariernya meroket dari level operasional di PTPN hingga menduduki posisi Direktur Utama Holding PTPN III (Persero) sejak Februari 2020. Di bawah kepemimpinannya, PTPN Group mencetak berbagai pencapaian signifikan, khususnya dalam perbaikan struktur keuangan dan penguatan rantai nilai industri sawit nasional.
Secara kuantitatif, performa PTPN Group selama kepemimpinannya layak mendapat sorotan. Pendapatan konsolidasi hingga April 2025 tercatat mencapai Rp16,48 triliun (102% dari target RKAP), tumbuh 20,5% year-on-year. Laba bersih melonjak drastis menjadi Rp1,23 triliun, atau setara 301,4% dari target dan naik lebih dari 3.000% dibanding tahun sebelumnya. Bahkan EBITDA tercatat Rp4,09 triliun, lebih dari tiga kali lipat dari estimasi awal.
Aset dan ekuitas perusahaan pun menunjukkan penguatan. Total aset mencapai Rp146,6 triliun, sedangkan ekuitas meningkat menjadi Rp75,61 triliun. Yang menarik, posisi saldo laba yang sebelumnya negatif Rp15,19 triliun pada 2020, kini mendekati titik impas, tersisa minus Rp1,5 triliun.
Kinerja impresif ini merupakan hasil dari rangkaian strategi transformasional yang dilakukan sejak awal masa jabatannya. PTPN mengadopsi model subholding berbasis komoditas seperti PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo, yang memperkuat efisiensi sekaligus mendongkrak nilai tambah tiap lini bisnis. Inisiatif digitalisasi proses, optimalisasi supply chain, serta restrukturisasi aset menjadi bagian dari pendekatan yang konsisten.
Penunjukan Ghani di Danantara memperkuat sinyal bahwa perusahaan ini berupaya mengambil momentum pertumbuhan dari sisi fundamental dan operasional. Melalui pengalaman panjangnya dalam mengelola entitas agribisnis berskala nasional, Ghani diprediksi akan membawa pendekatan integratif dan berbasis data dalam pengembangan bisnis Danantara, terutama pada sektor perkebunan yang strategis bagi ketahanan pangan dan energi nasional.
Dengan latar belakang akademik sebagai doktor dari Universitas Sumatera Utara serta reputasi kepemimpinan berbasis performa, Ghani berpotensi menjadi arsitek transformasi Danantara berikutnya—menyelaraskan aspek profitabilitas, keberlanjutan, dan tata kelola.