Jakarta – Google Ads kerap memperluas kata kunci lebih jauh dari yang diinginkan pengiklan, membuat banyak klik yang tidak relevan justru menguras anggaran. Meski Google semakin membatasi data query, laporan search term masih menyimpan wawasan penting bila difilter dengan benar. Dengan pendekatan yang tepat, pengiklan bisa memangkas pemborosan, memperbaiki performa, bahkan menemukan peluang revenue baru.
Artikel ini mengulas tujuh filter yang sering digunakan di agensi untuk menjaga efisiensi akun klien, khususnya di sektor terapi ABA, yang sering terdampak ekspansi keyword Google. Dengan search terms dan negative keywords kini merambah ke Performance Max, strategi filtering menjadi semakin krusial.
Filter pertama adalah memblokir kata kunci satu kata yang terlalu umum. Tanpa filter ini, pengiklan harus memilah ribuan entri secara manual. Kata-kata seperti “kids” atau “aba” di sektor tertentu, atau “nikon” dan “canon” untuk produk komoditas, cenderung tanpa niat jelas dan lebih baik diblokir.
Filter kedua adalah memastikan istilah brand tidak masuk ke kampanye non-brand. Nama bisnis dan istilah khusus sebaiknya dikeluarkan agar kampanye tetap relevan dan performa lebih terukur. Brand search bisa dibuatkan kampanye terpisah untuk memaksimalkan hasil.
Filter berikutnya menekankan pentingnya data signifikan. Kombinasi minimal 100 klik dengan ROAS lebih dari dua bisa menjadi acuan awal. Meski tidak selalu menghasilkan keuntungan besar, identifikasi ratusan atau ribuan rupiah pemborosan akan berdampak signifikan bila diterapkan di banyak kampanye.
Filter keempat bisa mengubah pemborosan menjadi peluang organik. Search term dengan klik tinggi, CTR bagus, namun konversi rendah bisa diarahkan ke konten organik. Artikel atau video dapat memanfaatkan trafik tersebut tanpa harus membayar klik yang belum siap konversi.
Selanjutnya, filter “does not contain core keyword” digunakan untuk menghapus istilah yang jauh dari penawaran inti. Sebaliknya, daftar positif yang muncul dapat menjadi inspirasi untuk ad group baru atau konten tambahan.
Filter lokasi juga krusial, terutama bagi bisnis multi-cabang. Menjadikan lokasi yang tidak relevan sebagai negative keyword dapat menghemat anggaran dan menargetkan pasar yang benar-benar potensial.
Terakhir, CTR rendah menjadi sinyal relevansi. Search term dengan impresi besar tapi CTR di bawah 1% menunjukkan adanya mismatch antara keyword dengan ad copy. Dengan filter ini, pengiklan bisa segera mengidentifikasi kelemahan dan menyesuaikan strategi keyword atau pesan iklan.
Dengan ketujuh filter ini, pengiklan dapat memperketat efisiensi Google Ads dan mengurangi biaya sia-sia, sekaligus membuka peluang baru yang lebih strategis.
