Roma — Di tengah dominasi negara-negara besar, keberadaan negara-negara mikro sering kali luput dari perhatian. Padahal, banyak dari mereka memiliki sejarah panjang, sistem pemerintahan unik, dan peran penting dalam dinamika global. Berdasarkan data Statista 2025, berikut adalah sepuluh negara terkecil di dunia berdasarkan luas wilayah—dan alasan mengapa mereka tetap relevan.
Vatikan menempati urutan pertama dengan luas hanya 0,44 km². Terletak di jantung Kota Roma, negara ini menjadi pusat spiritual umat Katolik dan rumah bagi landmark ikonik seperti Basilika Santo Petrus dan Kapel Sistina. Tahun ini, jumlah peziarah diperkirakan meningkat seiring perayaan Tahun Suci 2025 dan terpilihnya Paus Leo XIV.
Monako, negara kedua terkecil dengan luas 2 km², dikenal sebagai simbol kemewahan. Kasino Monte Carlo dan ajang Formula 1 Grand Prix menjadikannya destinasi elit di Riviera Prancis.
Nauru, dengan luas 21 km², pernah menjadi salah satu negara terkaya berkat tambang fosfat. Namun, setelah masa kejayaan di tahun 1970-an, kini negara ini bergantung pada sektor pariwisata.
Tuvalu, seluas 26 km², menghadapi ancaman nyata dari perubahan iklim. Dengan ketinggian rata-rata hanya dua meter di atas permukaan laut, negara ini rentan terhadap banjir dan badai ekstrem.
San Marino, seluas 61 km², merupakan republik tertua di dunia yang berdiri sejak tahun 301 M. Terletak di pegunungan Italia, kota tuanya yang bersejarah menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Liechtenstein (160 km²), di antara Swiss dan Austria, memiliki sektor keuangan yang maju dan standar hidup tinggi. Meski kecil, negara ini dikenal sebagai pusat perbankan dan budaya Alpen.
Kepulauan Marshall (181 km²) dan Kepulauan Cook (236 km²) menawarkan keindahan tropis dan situs menyelam kelas dunia. Bikini Atoll di Marshall menjadi daya tarik sejarah dan ekologi.
Niue, dengan luas 260 km² dan populasi kurang dari 1.400 jiwa, menawarkan pengalaman unik seperti berenang bersama paus bungkuk. Struktur atol karangnya menjadikannya berbeda dari pulau-pulau lain di Pasifik.
St. Kitts dan Nevis, negara kesepuluh terkecil dengan luas 261 km², telah bertransformasi dari ekonomi berbasis tebu menjadi destinasi wisata populer, menarik lebih dari 800.000 pengunjung pada 2023.
Meski kecil secara geografis, negara-negara ini membuktikan bahwa pengaruh global tidak selalu bergantung pada luas wilayah. Identitas, sejarah, dan ketahanan mereka menjadikan mereka bagian penting dari lanskap dunia.