Lagos — Di Bursa Efek Nigeria (NGX), sejumlah CEO menonjol bukan hanya karena kepemimpinan mereka, tetapi juga karena kepemilikan saham pribadi yang signifikan di perusahaan yang mereka pimpin. Kombinasi peran sebagai eksekutif sekaligus pemegang saham besar ini sering dipandang sebagai sinyal kepercayaan terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Menurut laporan terbaru yang dihimpun Nairametrics, 10 CEO teratas di Nigeria secara kolektif menguasai lebih dari 5,23 miliar lembar saham di berbagai sektor, mulai dari jasa keuangan, asuransi, hingga konglomerasi. Kepemilikan ini tidak hanya mencerminkan kekuatan finansial, tetapi juga tingkat pengaruh mereka dalam menentukan arah strategi perusahaan.
Salah satu contoh adalah Peter Ashade, CEO United Capital Plc, yang memiliki sekitar 50,9 juta lembar saham—setara dengan 0,28% dari total saham perusahaan. Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade di sektor keuangan, Ashade dikenal sebagai eksekutif yang piawai dalam transformasi bisnis dan strategi organisasi. Pada harga penutupan 29 Agustus 2025, kepemilikannya bernilai hampir ₦983 juta.
Kepemilikan saham besar oleh CEO sering dianggap positif oleh investor karena menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham lain. Di pasar seperti Nigeria, di mana tata kelola perusahaan dan kepercayaan investor kerap menjadi sorotan, struktur kepemilikan semacam ini memberi jaminan tambahan terkait akuntabilitas.
Namun, kepemilikan besar juga berarti konsentrasi kekuasaan. Bagi investor, hal ini bisa menjadi pedang bermata dua: di satu sisi mendorong stabilitas dan komitmen, di sisi lain berpotensi memperkuat dominasi individu dalam pengambilan keputusan.
Meski begitu, dalam konteks pasar modal Nigeria yang terus berkembang, keberadaan CEO dengan kepemilikan saham signifikan dipandang sebagai faktor penting dalam membangun kepercayaan investor dan menjaga kinerja jangka panjang perusahaan.
